Saturday, March 30, 2013

How Holy Is You Holiday?



“Ada gak sih orang yang benar-benar menikmati hari liburnya?”

Sebagai seseorang yang kurang bisa menikmati hari libur, gue sering menanyakan pertanyaan tersebut.

Kenapa gue bisa sampai tidak bisa menikmati hari libur? Mari gue kenalkan kepada apa yang orang-orang biasa sebut dengan “rutinitas” dan “pekerjaan rumah/tugas”


Friday, March 22, 2013

Hari Jumat Ini



Jarang-jarang gue menulis (mengetik?) suatu posting-an yang berisi apa-yang-terjadi-pada-hari-ini. Tapi karena hari ini terasa berbeda dengan hari lainnya (walaupun tiap hari memang selalu berbeda dengan hari lainnya), maka terciptalah posting-an ini.

Friday, March 15, 2013

Me and Legal Bullying: The Second Position



Orang-orang menyebutnya MOS, Ospek, PAB, LDK, perploncoan, dan lain sebagainya, tetapi dari empat pengalaman gue (yang mungkin masih sedikit dibandingkan orang lain) dengan “tradisi” yang satu ini, gue udah bisa menyimpulkan kalau hal ini tidak lebih dari sebuah bullying yang dilegalkan.

Mungkin orang-orang yang senang saat kerah bajunya dicengkram merasa tidak setuju dengan pendapat gue, but hey, everyone could have their own opinion, no?

Di postingan kali ini gue akan bercerita (dengan ingatan yang mulai pudar) tentang pengalaman kedua gue di dalam legal bullying. Kali ini gue akan bercerita tentang bagaimana rasanya saat yang diteriakkan menjadi yang berteriak.

You Could Stream It For Fuck's Sake



Terkadang kita terlalu fokus memikirkan hal lain hingga lupa melihat apa yang jelas ada di depan mata kita.

Laptop ini contohnya. Udah jelas-jelas bisa internetan (walaupun tidak sempurna, hey, nothing’s perfect), selalu gue gunakan untuk download  JAV serial Tv, game, dan lain-lain.

Gue lupa fungsi yang sebetulnya udah ada dari beberapa tahun yang lalu:

Streaming

Entah apa yang ada di kepala gue sampai menghalangi gue mengingat fungsi yang satu ini, padahal dari awal gue tinggal di daerah ini, gue mendambakan suara Tv atau setidaknya radio.

DAN GUE BARU INGAT FUNGSI INI BEBERAPA MENIT YANG LALU

WHAT THE HELL!?

*erhm*

Yah, jadi, intinya sih, sekarang gue punya “Tv/radio tidak sempurna” di kamar kosan gue ini.

But, hey, something’s better than nothing, right?

So... here’s the list of what I’ll be streaming for the next many days:


MyTrans is not the best selection, but, hey, like I said before: “Something’s better than nothing, right?”

TRAXFM's still my favorite radio station.

KOMPAS TV, people! Which mean that now I could watch it! Yeah!

Jadi, ada rekomendasi website lainnya?

Friday, March 8, 2013

Me and Legal Bullying: The First Contact



Orang-orang menyebutnya MOS, Ospek, PAB, LDK, perploncoan, dan lain sebagainya, tetapi dari 4 pengalaman gue (yang mungkin masih sedikit dibandingkan orang lain) dengan “tradisi” yang satu ini, gue udah bisa menyimpulkan kalau hal ini tidak lebih dari sebuah bullying yang dilegalkan.

Mungkin orang-orang yang senang saat kerah bajunya dicengkram merasa tidak setuju dengan pendapat gue, but hey, everyone could have their own opinion, no?

Di postingan ini gue akan bercerita (dengan ingatan yang mulai pudar) tentang pertama kalinya gue mengenal legal bullying. Karena gue gak tau mau nulis apa lagi di paragraf pembuka ini, mari kita langsung saja mulai.

Monday, March 4, 2013

If you think that you're good at something...

...just remember that there are people who's better than you, and people who's better than the people who's better than you.

Also, there are people who's better than the people who's better than the people who's better than you.

Then of course, there are people who's better than the people who's better than the people who's better than the people who's better than you.

But among those all, there are people who think that they're better than the people who's better than the people who's better than the people who's better than you

Saturday, March 2, 2013

Anak Penggembala dan Serigala



Di suatu desa, terdapat seorang anak laki-laki selalu menggembalakan domba-domba milik ayahnya di dekat hutan yang berada tidak terlalu jauh dari desa tempat tinggalnya. Saat merasa bosan, ia akan menghibur diri dengan bermain bersama anjing milik keluarganya atau bermain musik dengan seruling miliknya.

Suatu hari, ia merasa teramat bosan dengan rutinitas yang dijalani. Rasa bosan itu tidak dapat ia hilangkan hanya dengan bermain musik ataupun bermain dengan anjingnya. Ia mengarahkan pandangannya ke arah hutan yang gelap dan mulai berimajinasi apa yang harus dilakukannya apabila dia melihat serigala di hutan. Seketika ia mengingat apa yang dikatakan oleh ayahnya.

Ayahnya pernah berkata bahwa apabila dia melihat serigala menyerang kawanan dombanya, dia harus berteriak memanggil bantuan, dan orang-orang di desanya akan datang untuk membantunya.

 Anak gembala itu berpikir bahwa akan terasa lucu apabila dia pura-pura melihat serigala dan berteriak memanggil seluruh desa untuk datang membantunya.

Kemudian anak itu—sambil tertawa kecil, berlari ke arah desa sambil berteriak sekeras-kerasnya, “Serigala! Serigala!”

Seperti yang dia harapkan, orang-orang desa yang mendengarnya berteriak, bergegas meninggalkan pekerjaan yang sedang mereka kerjakan, mengambil berbagai macam senjata yang mereka miliki, dan berlari ke arah anak gembala tersebut untuk membantunya. Tetapi yang mereka temukan adalah anak gembala yang tertawa terbahak-bahak karena berhasil menipu orang-orang sekampung.

Beberapa hari kemudian, anak gembala itu kembali berteriak, "Serigala! serigala!", kembali orang-orang desa berlarian datang untuk menolongnya, hanya untuk menemukan anak gembala yang sedang tertawa terbahak-bahak lagi.

Pada suatu sore ketika matahari mulai terbenam, anak itu melakukan kebiasaannya kembali. Ia berlari ke tengah desa untuk berteriak sekencang-kencangnya, “Serigala! Serigala!”

Seketika panah menembus leher anak itu.

Ternyata, penduduk desa sudah merasa bosan dengan kenakalan yang ia lakukan. Tubuhnya yang sudah tidak bernyawa itu mereka seret ke dekat hutan, untuk akhirnya ditinggalkan dengan darah yang masih mengalir dari lehernya.

Keesokan harinya, saat seorang penduduk desa datang ke dekat hutan untuk memeriksa kondisi tubuh anak tersebut, ia hanya menemukan genangan darah dan jejak kaki beberapa ekor serigala.

Selesai.