Gue itu jujur dan bodoh. Lebih banyak bodohnya sih... tapi
jujur.
Jujur dalam artian gak mau menjawab soal ulangan (essai atau pilihan ganda) dengan jawaban yang berasal dari selain otak gue sendiri.
Dan bodoh dalam artian gak mau mengingat 3 – 4 kalimat selama kurang lebih 24 jam agar bisa mengisi suatu soal essai untuk selanjutnya dilupakan dan gak diingat ingat lagi.
Jujur itu bagus dan gue senang menjadi bodoh (setidaknya menurut gue begitu). Tapi guru-guru punya pendapat lain soal itu.
Mereka gak peduli seberapa kuat lo menahan diri lo untuk tidak mengemis jawaban kepada teman lo saat sedang ulangan.
Mereka gak peduli seberapa kuat lo menahan diri lo untuk tidak menulis jawaban di selembar kertas kecil agar bisa gue lihat saat sedang ulangan.
Mereka gak peduli seberapa kuat lo menahan diri lo untuk tidak menggunakan HP lo untuk mencari jawaban soal essai saat sedang ulangan.
Mereka gak menerima fakta kalau beberapa murid mereka memang gak bisa dalam satu atau dua pelajaran.
Mereka gak peduli.
Yah, guenya sendiri juga ngelakuin kesalahan sih. Bukannya ngisi jawaban itu dengan jawaban asal (tapi berasal dari otak gue), gue malah bener-bener ngosongin lembar soal essai itu. Kenapa bisa seperti itu? Nah, itu dia... gue sendiri lupa. Pokoknya gitu.
Hal lucu lainnya di hari ini, mereka (guru pengawas ulangan) malah ngasi tau anak-anak murid mereka untuk jago dan berhati-hati dalam mencontek. Mereka mengingatkan kalau dalam mencontek jangan berisik, gunakan kode, dan lain lain. Selain itu juga ada seorang pengawas yang tiba-tiba memberi tahu fakta bahwa murid yang mencontek mendapat nilai lebih tinggi daripada yang tidak mencontek.
.....
Jujur dalam artian gak mau menjawab soal ulangan (essai atau pilihan ganda) dengan jawaban yang berasal dari selain otak gue sendiri.
Dan bodoh dalam artian gak mau mengingat 3 – 4 kalimat selama kurang lebih 24 jam agar bisa mengisi suatu soal essai untuk selanjutnya dilupakan dan gak diingat ingat lagi.
Jujur itu bagus dan gue senang menjadi bodoh (setidaknya menurut gue begitu). Tapi guru-guru punya pendapat lain soal itu.
Mereka gak peduli seberapa kuat lo menahan diri lo untuk tidak mengemis jawaban kepada teman lo saat sedang ulangan.
Mereka gak peduli seberapa kuat lo menahan diri lo untuk tidak menulis jawaban di selembar kertas kecil agar bisa gue lihat saat sedang ulangan.
Mereka gak peduli seberapa kuat lo menahan diri lo untuk tidak menggunakan HP lo untuk mencari jawaban soal essai saat sedang ulangan.
Mereka gak menerima fakta kalau beberapa murid mereka memang gak bisa dalam satu atau dua pelajaran.
Mereka gak peduli.
Yah, guenya sendiri juga ngelakuin kesalahan sih. Bukannya ngisi jawaban itu dengan jawaban asal (tapi berasal dari otak gue), gue malah bener-bener ngosongin lembar soal essai itu. Kenapa bisa seperti itu? Nah, itu dia... gue sendiri lupa. Pokoknya gitu.
Hal lucu lainnya di hari ini, mereka (guru pengawas ulangan) malah ngasi tau anak-anak murid mereka untuk jago dan berhati-hati dalam mencontek. Mereka mengingatkan kalau dalam mencontek jangan berisik, gunakan kode, dan lain lain. Selain itu juga ada seorang pengawas yang tiba-tiba memberi tahu fakta bahwa murid yang mencontek mendapat nilai lebih tinggi daripada yang tidak mencontek.
.....
The fuck?
Sebetulnya selama kita bersekolah ini, yang dicari itu nilai atau ilmu..?
Sebetulnya kita lebih takut dengan nilai atau ketidaktahuan akan sesuatu..?
No comments:
Post a Comment