... terlempar ke masa lalu, entah bagaimana caranya.
Tepatnya terlempar ke 2 tahun yang lalu.
Lebih tepatnya lagi terlempar ke saat aku baru pertama kali menjejakkan kaki di sekolah itu, saat dimana kita berdua sama sekali belum saling mengenal. Dengan ingatan aku yang ada sekarang, ingatan aku tentang kamu yang sekarang, dan ingatan aku tentang kita, turut terbawa.
Jika aku langsung mencarimu, dan saat aku menemukanmu, aku langsung menggenggam tanganmu, akankah kamu membalas genggamanku? Atau kau malah akan menarik tanganmu, berusaha menghindari aku yang sama sekali belum kamu kenal?
Jika aku menceritakan bahwa dulu di masa depan aku dan kamu menjadi kita, akankah kamu percaya? Akankah kamu memberi kesempatan untuk aku dan kamu menjadi kita seperti kita dulu di masa depan?
Jika aku merusak serangkaian peristiwa dulu sehingga kita dapat bertemu tanpa perlu mengenal yang lain terlebih dahulu, akankah kita menjadi kita yang sama?
Akankah kita bisa saling bertukar rasa sayang dan nyaman..?
Akankah kita bisa saling bertukar kata sayang..?
Akankah kita bisa saling sayang..?
Akankah aku bisa mengatakan “Aku sayang kamu” dan kamu menjawabnya dengan “Aku juga sayang kamu” seperti sekarang ini..?
...
Jika itu benar terjadi mungkin aku akan menunggu, mengulangi serangkaian peristiwa dulu hingga akhirnya tiba waktunya aku bisa melingkarkan lenganmu di tubuhmu itu... lagi.
Tepatnya terlempar ke 2 tahun yang lalu.
Lebih tepatnya lagi terlempar ke saat aku baru pertama kali menjejakkan kaki di sekolah itu, saat dimana kita berdua sama sekali belum saling mengenal. Dengan ingatan aku yang ada sekarang, ingatan aku tentang kamu yang sekarang, dan ingatan aku tentang kita, turut terbawa.
Jika aku langsung mencarimu, dan saat aku menemukanmu, aku langsung menggenggam tanganmu, akankah kamu membalas genggamanku? Atau kau malah akan menarik tanganmu, berusaha menghindari aku yang sama sekali belum kamu kenal?
Jika aku menceritakan bahwa dulu di masa depan aku dan kamu menjadi kita, akankah kamu percaya? Akankah kamu memberi kesempatan untuk aku dan kamu menjadi kita seperti kita dulu di masa depan?
Jika aku merusak serangkaian peristiwa dulu sehingga kita dapat bertemu tanpa perlu mengenal yang lain terlebih dahulu, akankah kita menjadi kita yang sama?
Akankah kita bisa saling bertukar rasa sayang dan nyaman..?
Akankah kita bisa saling bertukar kata sayang..?
Akankah kita bisa saling sayang..?
Akankah aku bisa mengatakan “Aku sayang kamu” dan kamu menjawabnya dengan “Aku juga sayang kamu” seperti sekarang ini..?
...
Jika itu benar terjadi mungkin aku akan menunggu, mengulangi serangkaian peristiwa dulu hingga akhirnya tiba waktunya aku bisa melingkarkan lenganmu di tubuhmu itu... lagi.
No comments:
Post a Comment