Kita lahir untuk belajar. Kemudian kita belajar hal yang
lebih tinggi, untuk kemudian belajar yang lebih tinggi lagi, lagi, lagi, dan
lagi untuk selanjutnya bekerja, berusaha bertahan hidup di dalam rutinitas,
untuk kemudian mati. Dan selesai.
Bohong kalau gue bilang gue gak takut. Tapi bukan kematian
yang gue takuti (‘cause the reason we live is to die, no?). Tapi rutinitias.
Mengikuti suatu arus berputar-putar untuk sama dengan bermacam manusia lainnya, untuk menyesal di
hari akhir nanti.
Dari awal kita diseragamkan. Dari pakaian hingga pikiran.
Itu yang gue takuti, untuk menjadi sama dengan yang lain.
Jangan salah, gue menghormati orang-orang yang sudah bisa menghidupi kebutuhan
mereka sendiri, apapun caranya—tanpa merugikan orang lain, pastinya. Gak
seperti gue yang (sejauh ini) masih menjilati keringat orang tua.
Tapi kalau bisa (dan harus bisa), gue gak mau hidup untuk
bekerja. Gue mau bekerja agar gue bisa (bertahan) hidup. Pekerjaan yang gue
kerjakanpun harus yang gue suka dan gak merugikan orang lain. Banyak maunya,
ya? Gak apa-apa, mumpung masih mahasiswa, mumpung idealisme masih tinggi.
Gue gak takut menjadi tua, selain karena wajah gue yang
memang sudah visioner, gue lebih suka suatu hari nanti bernostalgia masa kecil
dengan melihat tingkah anak-anak gue, bukan ngerengek tentang bagaimana gue “Pengen
jadi anak kecil lagi!”. Bukankah kita yang waktu kecil dulu ingin cepat besar?
Kok sekarang malah jilat ludah sendiri?
Dan saat meninggal nanti, gue ingin meninggal dengan keadaan
terdamai yang gue bisa. Meninggal setelah ortu gue meninggal dan sebelum anak
gue nanti meninggal. Diakhiri dengan ciuman di kening oleh seseorang yang gue cintai
atau yang mencintai gue.
SUM 41 apaan?
ReplyDeleteBand pop-punk, sejenis blink-182 gitu kira-kira...
Deletepretty similar sama yang pernah saya tulis disini -> http://kelimuttu.wordpress.com/2013/04/14/antara-a-litre-tears-dan-passion/
ReplyDeletesaya juga berpikir saya nggak mau hidup untuk bekerja (tho I'm a workaholic actually) apalagi untuk pekerjaan yang nggak saya sukai.
btw, saya follow blognya juga. & buat comment diatas saya : it's a rock band name actually..
xoxo
kelimutu
*tos* hehe
DeleteTapi mau seidealis apapun, tinggal tunggu waktu aja untuk sadar kalau yang kita cari itu bukan karir tapi gaji.
Well, thank you.