Saturday, December 15, 2012

"Lisan Saja Tidak Cukup"



Pada tanggal 14 Desember 2012 kemarin, dJATINANGOR (Lembaga Penerbitan Pers Mahasiswa di Fikom) mengadakan suatu workshop dengan tema “Eksis di Dunia Maya Berbasis Jurnalisme” dengan narasumber dari TEMPO. Buat gue, ini adalah suatu seminar yang gue ikuti (secara sukarela) untuk pertama kalinya. Alasannya pun tak lain dan tak bukan karena pada semester tiga nanti, gue akan memilih jurnalistik. Jadi, bagaimana acaranya?

Let's do this

 Untuk jadwalnya, pada pukul 14.00 gue udah bisa masuk ke dalam ruangan dengan memberikan tiket yang dibeli dengan harga sebesar Rp15.000 dengan angket kecil serta snack. Acaranya sendiri baru dibuka oleh sepasang MC  pada jam dua lewat beberapa menit.

Moodbooster it is
 Setelah berbasa-basi untuk beberapa menit, akhirnya acara masuk ke sesi pertamanya, yaitu... penampilan musik. Oke, pada awalnya, gue gak ngira bakal ada musik di suatu seminar, tapi setelah membawakan tiga lagu, ternyata sesi ini efektif juga untuk membangkitkan mood peserta seminar  yang menurut gue mungkin pada ngantuk karena udaranya yang dingin akibat ruangan yang ber-AC dan di luar sedang hujan deras. 


”Jika ingin media Anda dilirik orang, tulislah yang tidak ada di media massa”

Selanjutnya, sekitar pukul 15.00 diberikan sambutan oleh pemimpin umum dJATINANGOR dan pembina UKM tersebut.  Bapak pembina (yang gue lupa catat siapa namanya) memberikan pendapatnya mengenai pers mahasiswa pada jaman sekarang. Menurutnya, masalah klasik pers mahasiswa yang sudah ada dari dulu adalah tempo: Tempo-tempo terbit, tempo-tempo tidak. Beliau mengatakan kalau masalahnya bukan pada uang, melainkan pada pengelolanya. Jika pengelolanya bisa mengatur pembagian waktu kuliah dengan menulis berita, maka tidak akan ada masalah pada penerbitannya. Selain itu, beliau menekankan pada eksklusivitas berita yang disajikan, ”Jika ingin media Anda dilirik orang, tulislah yang tidak ada di media massa”. Terakhir, beliau berpendapat bahwa makalah, tesis, dan disertasi mahasiswa dan dosen yang ada di Unpad banyak yang bagus tetapi tidak dilirik wartawan luar, kenapa tidak mengangkatnya?

Gue cuma kenal yang paling kanan

Setelah diberikan sambutan, tiga awak dJATINANGOR maju ke depan untuk menjelaskan apa itu online journalism pada peserta sekaligus meluncurkan website mereka yaitu www.djatinangor.com. Sesuai namanya, online journalism adalah suatu kegiatan jurnalistik yang hasilnya didistribusikan di melalui internet. Kelebihan dari online journalism sendiri adalah bisa memiliki audio + video—yang sampai saat ini belum bisa dilakukan pada media cetak, lebih aktual karena bisa di-update kapan saja, tidak hanya sekilas seperti berita-berita yang disajikan pada televisi atau radio, dan para pembaca dapat berpartisipasi pada komentar ataupun forum yang ada pada web tersebut.

Mengenai website dJATINANGOR, kita sebagai mahasiswa Unpad dapat mengirimkan berita, opini, atau review ke e-mail info@djatinangor.com atau redaksi@djatinangor.com.


Acara inti

Masuk ke acara inti, segmen ini dibawakan oleh seorang dosen Mankom (Manjemen Komunikasi), Bapak S Kunto Adi Wibowo dengan narasumber Kepala Biro TEMPO Jabar-Banten, Ibu Eni Saheni.
Ibu Eni menjelaskan bagaimana pertumbuhan online di Indonesia terus meningkat. Pengguna internet, penjualan smatphone dan tablet PC yang terus bertambah setiap tahunnya. Itulah pasar yang ada di luar sana, hal itu jugalah yang menurut dia membuat online journalism sebuah prospek yang amat baik untuk diambil.

Beliau kemudian menjelaskan bagaimana pesatnya pertumbuhan website TEMPO. Tempo.co (yang pada awalnya bernama TEMPO Interaktif) merupakan portal berita pertama yang muncul pada tahun 1994. Website tersebut beru dibenahi pada tanggal 17 Agustus 2008. Sejak itu, pengunjung website tersebut terus mengalami peningkatan. Beliau juga mengatakan bahwa masa depan TEMPO berada pada iOS, Android, serta Blackberry.

Terakhir, beliau menjelaskan apa saja yang diperlukan dJATINANGOR dalam menghadapi persaingan media online:

- Siapa yang paling cepat memberitakan?
Dengan cepatnya arus informasi sekarang ini, perbedaan waktu yang hanya beberapa menit  dapat menentukan website mana yang lebih diminati.

- Berita mana yang lebih kredibel?
Lebih cepat tidaklah cukup, karena dari itu konfirmasi diperlukan terutama jika berita yang dikeluarkan dapat berpengaruh terhadap ketakutan suatu daerah. Beliau memberi contoh antara tempo.co dengan portal berita lainnya dalam menangani masalah kemungkinan tsunami di Papua beberapa tahun lalu, diperlihatkan suatu portal berita memberitakan bahwa daerah Papua akan terkena tsunami sedangkan tempo.co terlebih dahulu mengkonfirmasikan keadaan yang ada kemudian memberitakan bahwa Papua tidak terkena tsunami.

-Lebih Memikat?
Tampilan suatu portal berita juga akan berpengaruh pada tingkat akses website tersebut. Semakin menarik maka semakin banyak pula yang akan mengaksesnya.

-Lebih Dalam?
Dalam membahas suatu peristiwa, bahaslah dari awal hingga akhir.

Sesi paling akhir adalah sesi tanya jawab. Sayangnya, gue gak mencatat apa saja pertanyaan yang ditanyakan sehingga gak bisa menuliskannya di sini dengan baik. Karena itu gue memutuskan untuk gak gue tulis di sini. Sorry.

Dan acara pun berakhir, overall gue puas dengan acara yang gue datangi ini. Gue dapet info + sertifikat yang pastinya akan berguna suatu saat nanti.

Dan acara pun selesai


1 comment:

  1. Pembina itu namanya Pak Sahat Sahala Tua Saragih. Seorang legenda yang (mungkin) akan jadi dosen lu di semester tiga nanti. :p
    anyway, thanks review acaranya, Rits!

    ReplyDelete