Wednesday, July 31, 2013

So, Why Are We Doing These In Ramadhan Again?



Mirip dengan ospek, Ramadhan di Indonesia ini gak jauh dari suatu kebiasaan yang turun-temurun dilakukan oleh penduduknya. Kebiasaan inipun berubah—entah menjadi lebih baik atau buruk—mengikuti zaman. Gue (dan mungkin mayoritas penduduk Indonesia) belum tahu kapan dan oleh siapa kebiasaan ini dimulai, tetapi tetap melakukannya—baik terpaksa atau tidak. Seperti yang gue bilang, mirip ospek, kan?

Mungkin perlu gue ingatkan kalau kalian mengharapkan suatu  insight  mendalam dengan data yang gue paparkan di sana-sini, maka dapat gue yakinkan kalau hal tersebut tidak ada di postingan ini. Mungkin. Seperti biasa, postingan ini akan berisi pendapat demi pendapat gue tentang suatu hal. But it doesn’t mean you should stop reading this post though. 

SO, PLEASE KEEP READING!

Tuesday, July 30, 2013

Harits' Ramadhan Routine (So Far)



(1) Bangun (atau terkadang dibangunkan) untuk memaksa tubuh bergerak menuju meja makan, untuk mengambil peralatan makan serta makanan, lalu mengonsumsinya. Berbicara mengenai hal-hal random dengan orang tua, dengan respon seadanya akibat nyawa yang masih belum terkumpul penuh sejak bangun tadi, sambil tetap mengonsumsi makanan.

(2) Selesai makan, kembali ke kamar, menyalakan televisi, melihat “acara sahur” di salah stasiun televisi yang perusahaannya dapat membangun hotel dan mal, tetapi tidak dapat menghasilkan acara yang menghibur. But, hey, just my opinion though.

(3) Imsak, setelah lelah menggonta-ganti  channel  televisi, duduk di depan laptop untuk bermain game atau mengarungi lautan internet atau bermain game di konsol kesayangan. Hingga kira-kira jam 12 siang. I’m not kidding.

(4) Lewat jam 12 siang? Tertidur tanpa sadar (yang berarti disadari? Hmmm...) akibat setelah sahur tidak tidur. Untuk membuka mata lagi kira-kira jam empat sore atau terkadang jam lima.

(5) Mandi, kembali mengakses internet atau bermain game di laptop atau konsol. Hingga kalimat “Menantikan Adzan Magrib” muncul di televisi.

(6) Perhatian tertuju pada televisi, hingga akhirnya adzan Magrib berkumandang (di televisi).

(7) Minum segelas teh hangat, makan di meja makan dengan kemungkinan sebagai berikut: kedua orang tua dan adik, salah satu orang tua dengan adik, hanya dengan adik, atau dalam kesempatan yang langka: sendirian.

(8) Kembali ke kamar, kembali ke depan laptop atau televisi.

(9) Tidur sekitar jam 10 atau 11 malam.

(10) Kembali ke nomor (1)

Sunday, July 21, 2013

Random thoughts (and questions) in sunny Sunday



Kira-kira makhluk menyedihkan macam apa ya, yang memulai ospek/MOS/legal bullying sebagai ajang lucu-lucuan (yang tidak lucu)?

Kira-kira makhluk menyedihkan macam apa ya, yang menggunakan ospek/MOS/legal bullying sebagai ajang balas dendam?

Kasihan.



Gue gak suka legal bullying, jelas. Tapi kalau dilihat-dilihat lagi, sebetulnya yang gue gak suka (baca: benci) adalah isinya.

Berusaha merendahkan orang lain dengan alasan “bekal di dunia kerja nanti”.

Berusaha merendahkan orang lain dengan alasan “solidaritas”.

Meneriakkan yel-yel  cheesy  yang... entah apa tujuannya.

Berusaha menyamakan semua mahasiswa baru yang jelas-jelas berbeda satu sama lain (lebih ironis lagi, fakultas tempat gue menimba ilmu adalah fakultas yang banyak membahas bagaimana perbedaan seseorang dengan orang lain dalam berkomunikasi).



Anak baru melihat petugas  legal bullying sebagai sesuatu yang harus mereka capai... dan gue gak mengada-ada, memang ada kok orang yang melihat teriakkan Danlap (komandan lapangan) pada hari pelaksanaan legal bullying sebagai sesuatu yang keren. Entah apa yang ada di pikiran mereka.

Anak baru tersebutpun berganti kulit, menjadi petugas  legal bullying. Mengulangi hal yang sama. Lagi dan lagi. Dan lagi.

Akhirnya? Terjadilah siklus yang sama berulang-ulang, atau yang beberapa orang sebut sebagai “lingkaran setan”.



Kemudian, guru/dosen yang ada di sekolah/kampus tersebut. Kenapa mereka mengizinkannya, ya?

Agar murid/mahasiswa ada kegiatan? 

Karena mereka dibohongi saat diberikan proposal kegiatan?

Entahlah.



Well, gue yakin di luar sana, ada ospek yang benar-benar ospek. Yang benar-benar membantu mahasiswa baru mengenal lingkungan serta sistem yang ada di dalamnya, tanpa berusaha merendahkan.

Tapi (sayangnya) sejauh ini, yang gue temui adalah legal bullying.

Well, maybe someday.




p.s. merasa tersinggung—tidak seperti beragama di negara ini—merupakan pilihan, jadi, misal, kalau saja, saat membaca postingan ini ada yang merasa tersinggung, maka diri sendirilah yang memilih untuk merasa tersinggung. Alasan? Memang.

Sekian.

Tuesday, July 9, 2013

"You ever think about the future?"



TLoU - American Dream


Have I ever think about my future?
Sometimes, yeah.
But to be honest, I’m afraid about it.
I’m afraid about my future.

Why?

Thursday, July 4, 2013

Can't Sleep



So... I’m having the most pathetic thing in my life (so far).

I can’t sleep. Not going to call it “insomnia” or such, I just can’t sleep.

To made it sounds more pathetic, I tried to sleep.

Tried. To. Sleep.

I mean, what kind of idiot who need an effort to rest?

Well, that’s me.

It’s funny how a comfortable bed made you forgot how to sleep.
It’s funny how a non-smelly blanket made you forgot how to sleep.
It’s funny how the sounds of an air conditioner made you forgot how to sleep.
It’s funny how a clean bathroom (inside your bedroom) made you forgot how to sleep.
It’s funny how 2 AM felt like 5 AM.

It’s funny. Yet, that’s what I feel.

Did I already mention that I can’t sleep?

Oh, well...