Friday, January 25, 2013

Kura-kura dan Kelinci C



Pada zaman dahulu kala, terdapat Kelinci yang teramat sombong yang tiap harinya selalu ia gunakan untuk mengejek Kura-kura karena jalannya yang lamban.

Suatu hari, dengan kepercayaan dirinya yang tinggi, Kelinci menantang si Kura-kura untuk adu lari.

 “Pemenangnya boleh meminta apapun dari yang kalah.” Ucap kelinci.

“Tapi...”

“Tidak ada tapi-tapi, pokoknya besok kita akan bertanding dan ditonton oleh seluruh warga hutan, Singa akan menjadi wasitnya.”

“Ba- baiklah...” jawab kura-kura dengan terpaksa.


Esok harinya, para penduduk hutan sudah berkumpul di tempat yang dijadikan tempat memulai.

“Jalurnya adalah mengitari hutanku ini. Saat aku mengaum, tandanya lomba dimulai dan auman kedua adalah tanda lomba berakhir” ucap Singa yang menjadi wasit pada hari itu.

Singapun mengaum dengan teramat keras hingga terdengar hingga penjuru hutan.

Kelincipun berlari meninggalkan Kura-kura di garis start. Kura-kura—yang pada waktu itu yakin akan kalah—berjalan seperti biasa.


Baru beberapa langkah, sesuatu mencengkram tempurung Kura-kura. Kura-kura yang panik berlindung di dalam rumahnya. Setelah agak lama, ia mengintip ke bawah, terlihat hutan yang makin lama makin mengecil.

Seketika cengkraman itu dilepas, Kura-kura terjatuh dengan amat cepat.
Terlihat batu-batuan di bawah.

Batu itu makin mendekat.

Semakin dekat.

Dekat.

Dan...


Sementara itu, Kelinci sudah ¾ perjalanan. Melihat kebelakang dan tidak ada apa-apa, ia tertawa sambil terus berlari.

Tiba-tiba saja seekor serigala menggigit lehernya. 

Tubuhnya digoyang-goyangkan, dara keluar dari lehernya mengenai pohon, batu, dan tanah yang ada di situ.

KRAK!

Terdengar bunyi tulang yang patah. Serigala yang puas membawa sosok Kelinci ke dalam semak-semak.

Untuk tidak terlihat lagi.


Di garis finish, penduduk hutan bosan karena Kelinci atau Kura-kura tidak muncul-muncul. Satu persatu meninggalkan tempat hingga tidak ada siapapun lagi.

Penduduk hutan melanjutkan hidup mereka seperti biasa.


Selesai.

Kura-kura dan Kelinci B



Pada zaman dahulu kala, terdapat Kelinci yang teramat sombong yang tiap harinya selalu ia gunakan untuk mengejek Kura-kura karena jalannya yang lamban.

Suatu hari, dengan kepercayaan dirinya yang tinggi, Kelinci menantang si Kura-kura untuk adu lari.
 
“Pemenangnya boleh meminta apapun dari yang kalah.” Ucap kelinci.

“Tapi...”

“Tidak ada tapi-tapi, pokoknya besok kita akan bertanding dan ditonton oleh seluruh warga hutan, Singa akan menjadi wasitnya.”

“Ba- baiklah...” jawab kura-kura dengan terpaksa.


Esok harinya, para penduduk hutan sudah berkumpul di tempat yang dijadikan tempat memulai.

“Jalurnya adalah mengitari hutanku ini. Saat aku mengaum, tandanya lomba dimulai dan auman kedua adalah tanda lomba berakhir” ucap Singa yang menjadi wasit pada hari itu.

Singapun mengaum dengan teramat keras hingga terdengar hingga penjuru hutan.

Kelincipun berlari meninggalkan Kura-kura di garis start. Kura-kura—yang pada waktu itu yakin akan kalah—berjalan seperti biasa.


Baru beberapa langkah, suara keras yang mengagetkan terdengar, disusul auman kedua Singa.

Kura-kura melihat ke belakang. Terlihat Singa yang terkapar dengan darah yang mengalir.

Suatu sosok besar keluar dari semak-semak dengan suatu benda panjang yang mengeluarkan asap di ujungnya.

Ia mengeluarkan suara, sepertinya kata-kata, tetapi tidak dapat dimengerti Kura-kura.

Benda panjang itu diarahkan ke binatang-binatang lainnya.

Setiap suara keras yang sama terdengar, benda kecil keluar dari ujungnya, menembus tubuh penduduk hutan satu persatu, bersamaan dengan darah yang menyembur.


Kura-kura dengan ketakutan berlindung di dalam rumahnya.

Dari dalam ia melihat semuanya.

Meliha sosok besar itu memotong kepala dan menguliti teman-temannya.

Sesaat ia melihat Kelinci, berusaha untuk memperingatinya... tetapi terlambat.

Tubuh kelinci tergeletak di dekat garis finish, untuk dipotong kepalanya dan dikuliti.

Melihat semua horor itu, Kura-kura tidak dapat  bergerak, hingga sosok besar itu pergi, ia tetap diam di dalam rumahnya.

Terus di dalam rumahnya.

Terus.

Hingga ia mati.


Selesai.

Kura-Kura dan Kelinci A



Pada zaman dahulu kala, terdapat Kelinci yang teramat sombong yang tiap harinya selalu ia gunakan untuk mengejek Kura-kura karena jalannya yang lamban.

Suatu hari, dengan kepercayaan dirinya yang tinggi, Kelinci menantang si Kura-kura untuk adu lari.

 “Pemenangnya boleh meminta apapun dari yang kalah.” Ucap kelinci.

“Tapi...”

“Tidak ada tapi-tapi, pokoknya besok kita akan bertanding dan ditonton oleh seluruh warga hutan, Singa akan menjadi wasitnya.”

“Ba- baiklah...” jawab kura-kura dengan terpaksa.


Esok harinya, para penduduk hutan sudah berkumpul di tempat yang dijadikan tempat memulai.

“Jalurnya adalah mengitari hutanku ini. Saat aku mengaum, tandanya lomba dimulai dan auman kedua adalah tanda lomba berakhir” ucap Singa yang menjadi wasit pada hari itu.

Singapun mengaum dengan teramat keras hingga terdengar hingga penjuru hutan.

Kelincipun berlari meninggalkan Kura-kura di garis start. Kura-kura—yang pada waktu itu yakin akan kalah—berjalan seperti biasa.


Baru beberapa langkah, auman kedua sudah terdengar.
“Hah! Aku menang!” teriak Kelinci.

“Sekarang saatnya kamu menuruti permintaanku!”

Kura-kura hanya bisa tertunduk lesu.


“Sekarang, aku mau kau melompat ke dalam jurang ini.” ucap kelinci.

“A- apa-apaan ini!?” teriak Kura-kura tidak setuju.

“Kan sudah kubilang, yang kalah menuruti yang benar.”

“Ya, dia benar.” tambah Singa.

“Lompat! Lompat! Lompat!” teriak penduduk hutan lainnya dari belakang.


Kura-kura yang tidak bisa apa-apa akhirnya pasrah. Ia melompat ke jurang yang termat dalam. Tidak untuk terlihat lagi.


Selesai.

Thursday, January 24, 2013

PTN Expo 54 in A Flash



narsis dulu di awal postingan

Jadi, kemarin, hari Selasa, gue menyempatkan diri gue untuk “kembali” ke-54, buat apa? Buat makan ayam bakar PTN Expo, tentunya.

Apa itu PTN Expo? Adalah suatu acara dimana alumni 54 (terutama yang baru lulus) mempromosikan PTN tempat dia menimba ilmu.

PTN Expo itu sendiri berlangsung 2 hari, tapi untuk hari pertama (Jumat minggu lalu) gue gak bisa datang karena banjir parah yang sedang menyerang Jakarta.

Bukan berarti waktu itu udah gak banjir, sih. Tapi seenggaknya gak separah hari Jumat minggu lalu.


Thursday, January 17, 2013

Mari Kita Memulai Cerita Singkat Ini Saat Anak Laki-Laki Itu Baru Saja Membuka Matanya



Segera tangannya berusaha meraih telepon genggam yang seingatnya diletakkan dekat dengan dia.

Bukan, bukan untuk menyalakan koneksi internet agar bisa melihat tulisan-tulisan terbaru di media sosial tempat ia bergabung.

“Jam 07.20.” gumamnya dalam hati dengan mengabaikan satu panggilan tak terjawab.

Ia kemudian meraih remote tv yang ada tidak jauh darinya, mengganti saluran satu-persatu hingga menemukan saluran televisi swasta.

Hujan. Berita terhangat yang dingin di televisi pada saat itu dan juga keadaan di luar jendela.
Sejak kemarin.


Anak itu hanya ingin pulang. Tidak ada lagi hal yang perlu dilakukan di tempat dia berada—setidaknya untuk sekarang. 

Pulang. Kembali ke rumah. Tempat yang tidak bisa disamakan dengan tempat tinggal.

Bukannya dia tidak suka dengan tempat yang ia tempati sekarang, hanya saja ada yang berbeda dengan rumah.


Pulang.

Kembali ke rumah.

Pulang.


Tapi alam sedang ingin mengganggunya. Alam dan konsekuensi tindakan manusia.
Tentu saja hal itu berpengaruh kepada anak tersebut. Berpengaruh, bukan menghentikan keinginan anak tersebut.



Yah, singkat cerita, setelah pundak yang terasa akan patah, kereta yang mengantri dan sakit kepala di dalam sedan dengan mesin penghitung uang di dalamnya, ia sampai.

Ke tempat yang sedang sangat ia inginkan.

Untuk ditemani segelas coklat panas dan martabak manis.

Saturday, January 12, 2013

Free (Browser) Games, Motherfucker!

Kalau di postingan sebelumnya gue memberikan game-game kecil yang perlu di-download sebelum bisa dimainkan. Maka kali ini gue akan memberikan beberapa link game yang bisa langsung di mainkan di web browser (Flash) yang gue menurut gue worth it buat dicoba.

Enjoy!

Friday, January 11, 2013

It Ends... For Now



And thus, today conclude my first final-term exam in this faculty.

Perjuangan pastinya, tapi ulangan yang seperti ini jauh lebih baik dibanding ngitemin lingkaran-lingkaran dan lebih takut lembar jawaban kotor dibanding jawaban yang salah.

Ulangan yang seperti apa?

Sunday, January 6, 2013

Free (Downloadable) Games, Motherfucker!

Sedang UAS? Bosen belajar mulu? Atau emang lagi bosen aja?

Fear not, random citizen.

Di kesempatan ini, gue akan membagikan beberapa game kecil--yang gue temuin di dunia indah bernama internet--yang bisa langsung di-download dan di-install ke laptop/komputer--seperti yang gue lakukan.

Enjoy.