Tuesday, June 4, 2013

"Harits Harits, Besok Gede Mau Jadi Apa?"



SD kelas satu. Waktu itu (dan sampai sekarang) hobi gue adalah menggambar. Kalau ditanya cita-citanya apa, gue waktu itu menjawab mantap “Arsitek!”. Beberapa saat pernah juga menjawab dengan lantang “Mekanik!” karena doyan ngotak-ngatik Tamiya (hahaha I know, right?) dan berbagai macam mainan (bahkan benda) eletronik lainnya.

Berbeda lagi saat kelas lima SD. Pada pelajaran bahasa Indonesia, pernah diberikan tugas untuk membuat komik. Komik yang waktu gue beri judul “Kejahatan” dan berkisah tentang perampokan suatu bank yang akhirnya digagalkan polisi mendapatkan nilai A- (hanya karena belum diwarnai), membuat gue tertarik untuk menjadi seorang komikus atau animator.

Saat masuk SMP, cita-cita gue gak terlalu berubah, hanya saja lebih terfokus dan yakin, yaitu menjadi seorang Character Designer. Kingdom Hearts II. Roxas, seorang karakter ciptaan Tetsuya Nomura inilah yang membuat gue tertarik untuk memilih pekerjaan tersebut. Hal tersebut memotivasi gue untuk terus menggambar, menggambar, menggambar, dan terus menggambar.

Kemudian... ah, masa SMA. Masa dimana gue menanggalkan cita-cita gue untuk menjadi seorang arsitek dan mekanik karea berhadapan dengan kacrutnya sistem pendidikan. Apa lagi kalau bukan permasalahan pemilihan jurusan (IPA, IPS, atau Bahasa). Masa dimana gue sejenak melupakan cita-cita gue, tetapi tetap melanjutkan hobi yang sudah gue cintai sejak SD. Masa dimana gue menyentuh permukaan “dunia nyata” dan fakta bahwa betapa kacrutnya “dunia nyata” tersebut.

Lulus SMA dan—menyesuaikan dengan dunia perkuliahan—gue menambah satu cita-cita lagi: jurnalis. Awalnya gue ingin menjadi seorang jurnalis karena tertarik untuk mengantarkan suatu kebenaran pada orang banyak. Selain itu gue juga suka menulis (blog ini contohnya). Tapi, di pertengahan semester, gue menetapkan (setidaknya untuk saat ini) cita-cita gue: menjadi seorang jurnalis video game.

Kenapa jurnalis video game? Sederhana saja, gue ingin mengerjakan sesuatu yang berhubungan dengan yang gue suka. Dan video game adalah salah satu dari sekian banyak hal yang gue suka. Seenggaknya, kalau pekerjaannya berat nanti, gue tetap semangat karena melakukan hal yang gue suka. Dan dibayar. Begitulah.

Gue sangat anti untuk kerja di dalam sebuah cubicle, menuruti perintah satu arah dari atasan, dan berbagai hal yang berhubungan dengan kerja kantoran. Gue ingin mengerjakan suatu hal yang berbeda, mengerjakan apa yang gue suka, dibayar untuk mengerjakan apa yang gue suka.

Untuk sekarang, segini aja dulu.

No comments:

Post a Comment