Saturday, February 9, 2013

A (Not so) Good Day to Die Hard




Entah kapan gue pertama kali mengenal franchise Die Hard. Ada empat (lima digabung dengan film yang baru rilis ini) film Die Hard dan gue hanya pernah menonton film yang ke-4 (Live Free or Die Hard). Gue hanya melihat trailer untuk film Die Hard yang ke-5 ini sekali, baca sinopsisnya di website 21, dan... that’s it. Gak ada hype sama sekali. Sama sekali.



Dari awal gue tau kalau gue akan menonton sebuah film action dimana otak gue gak akan berdarah seperti saat gue menonton Memento atau Looper. 



 “Gue akan melihat banyak senjata ditembakkan serangkaian ledakan dengan cerita yang teramat standard” ucap otak gue.

Dengan ekspektasi yang teramat rendah itu gue menonton A Good Day to Die Hard. Film selesai, ekspektasi gue benar dan... gue gak menikmatinya. Bukan kecewa, hanya saja gue gak bisa menikmati film ini. Ada scene yang lucu, keren (tapi gak memukau), agak mengagetkan. Tapi ya begitu, selesai nonton film ini... ya udah.

Sekali lagi, film ini gak mengecewakan kalau yang lo harapkan adalah serangkaian baku tembak dan ledakan. Tapi rasanya ada yang kurang dari film ini tapi ada di Live Free of Die Hard.

Filmnya sendiri bercerita tentang mantan polisi-detektif John McLane (Bruce Willis) yang datang ke Rusia untuk menjemput anaknya Jack (Jai Courtney) yang ternyata seorang agen CIA yang sedang bertugas. John mengacaukan misi Jack, improvisasi, sedikit twist di sana sini, baku tembak, dan selamat, Anda telah menonton A Good Day to Die Hard.

Sekali lagi, filmnya gak mengecewakan, hanya saja gak berkesan kuat saat lo keluar dari studio bioskop. 

Dan gue teramat benci dengan freeze-frame di akhir film. Entah kapan terakhir kali gue menonton film yang diakhiri dengan freeze-frame, dan film ini menggunakannya. Untuk gue rasanya sangat mengganggu.

No comments:

Post a Comment