Friday, February 1, 2013

Tentang Biri-biri



Sekelompok biri-biri menjejakkan kaki di suatu tempat yang teramat baru.

Tempat yang sebelumnya belum pernah mereka tahu. Mungkin pernah mereka dengar, mungkin mereka pernah diceritakan, tetapi belum ada yang tahu suasana yang sebenarnya di dalam tempat tersebut.

Dan sekarang mereka ada di tempat itu. Dengan perjuangan masing-masing, dengan cara yang berbeda, tetapi mereka akhirnya sampai di tempat yang sama.

Biri-biri tidak bisa mengandalkan biri-biri yang juga baru sampai di tempat itu, tentu saja.


Tiba-tiba dari balik kabut pekat, keluar sekelompok anjing bertaring tajam yang merasa, mengganggap diri mereka, dan berkesan menjanjikan akan tahu dimana kaki biri-biri itu berpijak agar tak salah arah.

Sebagai makhluk yang baru di tempat itu, pastinya biri-biri itu percaya dengan mereka yang (merasa) lebih tinggi.

Biri-biri berjalan di padang rumput teramat luas yang berkabut dengan anjing di sana sini. Penggembalanya? Menunggu anjing membawa biri-biri ke tempat mereka.


Terkadang anjing itu menggigit kaki biri-biri. 

Terkadang anjing itu menyalak keras kepada biri-biri.

Terkadang anjing itu melihat ke biri-biri dengan mata yang teramat mengintimidasi.


Terdapat beberapa biri-biri yang tidak masuk ke dalam kelompok yang dipimpin oleh anjing itu. Bagaimana nasib mereka? 

Tenang, akan aku ceritakan. Tapi nanti, bukan sekarang.
 

Kembali kelompok biri-biri. 

Hari-hari dilewati dengan intimidasi yang lagi... lagi... dan lagi...

Ada beberapa yang merasa teramat bosan, tetapi sudah tidak bisa kabur. Tidak mungkin kabur.

Ada yang—entah mengapa—menikmati intimidasi tersebut. Mereka senang saat kaki mereka digigit, mereka senang saat satu anjing mencakar leher mereka, menarik kulitnya hingga darah sedikit keluar.

Rasa aman dan nyaman tumbuh pada beberapa biri-biri di lingkaran intimidasi tersebut.


Pada akhirnya, biri-biri sampai di tempat penggembala. Anjing-anjing yang telah mengantar mereka pergi untuk tidak mengenal mereka lagi. Ya, terkadang mereka saling melihat, tetapi untuk tidak saling mengingat.

Biri-biri yang tidak bergabung dengan kelompok juga sampai, tanpa luka, tanpa intimidasi.

Pada akhirnya, biri-biri tahu di mana kaki mereka harusnya berpijak dari sang penggembala.





Di akhir hari, beberapa biri-biri menanggalkan bulu-bulu mereka, menanggalkan kulit mereka, untuk keluar sebagai anjing yang masuk ke dalam kabut, menjemput biri-biri baru.

Siklus yang sama.

No comments:

Post a Comment